Profil Ketua Umum Golkar Airlangga Hartarto

Profil Ketua Umum Golkar Airlangga Hartarto
Profil Ketua Umum Golkar Airlangga Hartarto

Karier politik Airlangga Hartarto mulai menanjak sejak dipercaya sebagai wakil bendahara DPP Partai Golkar periode 2004-2009. Ketika itu Golkar dipimpin Jusuf Kalla yang juga menjabat sebagai wakil presiden.

Jabatan wakil bendahara membuat Airlangga Hartarto masuk dalam lingkaran slot bonus 100 to 3x elite DPP Partai Golkar. Kepemimpinan Partai Golkar mulai dilanda gonjang-ganjing pada akhir masa kepemimpinan Aburizal Bakrie yang menggantikan Jusuf pada 2014. Ketika itu muncul dualisme dalam Partai Golkar. Ada Aburizal Bakrie, ada juga Agung Laksono.

Dualisme kepemimpinan itu mereda setelah tercapai kesepakatan rekonsiliasi yang dipimpin mantan Ketua Umum Partai Golkar, Jusuf Kalla, pada awal 2016. Kedua kubu sepakat menyelenggarakan musyawarah nasional luar biasa (munaslub) pada pertengahan 2016. Dualisme kepemimpinan resmi berakhir pada 17 Mei 2016 ketika Setya Novanto terpilih sebagai ketua umum dalam Munaslub Golkar di Bali.

Kepemimpinan Setya Novanto tak berlangsung lama karena terlibat kasus korupsi KTP elektronik. Sejak saat itulah, Airlangga Hartarto berkibar. Airlangga Hartarto terpilih secara aklamasi sebagai ketua umum definitif Partai Golkar dalam rapat pleno di DPP Partai Golkar pada 13 Desember 2017. Airlangga terpilih secara aklamasi setelah pesaingnya, Aziz Syamsuddin, mengundurkan diri dari pencalonan ketua umum Golkar.

See also  Akrab Bersama Jokowi, Pengamat: Duet Ganjar-Prabowo Berpotensi Menang 1 Putaran

Kepemimpinan Airlangga Hartarto di Partai Golkar berlanjut setelah kembali terpilih menjadi ketua umum dalam Munas Partai Golkar di Jakarta pada 4 Desember 2019. Ketika itu sempat muncul drama persaingan merebut jabatan ketua umum, terutama dengan Bambang Soesatyo (Bamsoet). Namun, Bamsoet dan beberapa calon ketua umum mengundurkan diri, sehingga Airlangga menjadi satu-satunya calon dan hingga kini memimpin Partai Golkar.

Di bawah kepemimpinan Airlangga Hartarto, Golkar mampu mempertahankan posisi sebagai parpol terbesar kedua di DPR pada Pemilu 2019. Sebelumnya, Jusuf Kalla dan Aburizal Bakrie juga sukses membawa Golkar meraih kursi terbanyak kedua di DPR. Prestasi itu memang belum sebanding dengan pencapaian Akbar Tandjung yang membawa Golkar merebut kursi terbanyak di DPR pada Pemilu 2004.

Golkar pun terus mempertahankan eksistensinya sebagai “parpol pemerintah”. Buktinya, elite Partai Golkar selalu berada dalam kabinet saat Susilo Bambang Yudhoyono dan Joko Widodo menjadi presiden selama dua periode. Sebagai ketua umum Golkar dan pengusung Joko Widodo-Ma’ruf Amin pada Pilpres 2019, Airlangga Hartarto dipercaya sebagai menko perekonomian, setelah pada periode sebelumnya menduduki kursi menteri perindustrian.

See also  Deklarasi Erick Thohir Maju Pilpres 2024, Relawan, Tokoh Kunci Kabinet Jokowi

Leave a comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *